Jumat, 28 Juni 2024

DIKSI DAN SENI BAHASA




Narasumber       : Maydearly
Moderator          : Mutmainah, M.Pd.
Pertemuan         : 19
Hari, Tanggal     : Rabu, 26 Juni 2024

 



Sebelum ke resume, saya ingin mengungkapkan penyesalan sekaligus kesedihan karena tidak bisa secara langsung mengikuti kegiatan ini. Untuk pertama kalinya saya terlambat membuat resume dikarenakan kegiatan yang padat merayap ditambah berbagai permasalahan yang sedang terjadi. Puji Tuhan hari ini bisa diselesaikan dengan baik.

Malam ini kubuka kembali grup yang memberi banyak pengalaman terkait bidang menulis KBMN PGRI Gel-31,  saya scroll ke atas mencari materi yang terlewat kemari. Astaagaaa, ternyata sudah banyak saya ketinggalan informasi. Semoga saya bisa mempelajari dan menggali ilmu dari para pakar yang ada di grup. Mohon maaf TSO dan rekan bapak ibu lainnya.


Hatiku stasiun. Tempat pertemuan dan perpisahan membekas dengan luka. Sebagai satu-satunya kereta yang melintas. 

Hatimu kultus pemujaan, Sedangkan rasaku hanya jelata yang berjuang untuk sebaya. Mencoba meraba, merupa apa-apa, hingga berakhir lelah yang lupa bahagia.

Sebagai penulis, penggemar bahasa dan sastra pasti peka akan bahasa indah yang menggugah selera dan rasa. Semudah melentingkan nafas di udara. Begitu pula menuliskan untaian kalimat indah yang kita kenal dengan DIKSI. Memang semudah itu? Bersama Queen of Diction yang akan mengajak kita berdansa dalam diksi. Rangkaian kalimat ini tentu saja menggugah rasa penasaran untuk mengikuti materi ini.


Hujan Dan Rindu 

Sepagi ini rinai menyapa

Mengulang kenangan di sebalik labirin aksara

aku sandarkan rindu yang kian mendera

Sambil menyaksikan sekelumit ingatan yang berseteru

Lalu berharap temu di ruang rindu


Menikmati hujan .... 

Menahan tangis yang tertahan 

Sambil mengadu selayak teman

Setangkup harap menyeruak dalam wujud yang tak merupa


Aku hanya berharap setelah hujan berhenti

Tersapu jejak kaki yang kemarin menanti 

Lalu rindu ini terbawa pergi. 

(Emut Lebak)


Puisi dengan diksi yang indah dimulai oleh ibu moderator kita ibu Mutmainah. Narasumber menyapa dengan diksi yang membuat kita sedikit berpikir dan perlu menelaah. Tuan dan Nyonya di Seberang ingatan, 

"Dengan sinar senja yang meluncur lembut di balik perbukitan, pertemuan malam ini terbentang di depan mata kita lewat beranda virtual  seperti lukisan kuno yang menghidupkan nuansa sejarah dengan sapuan warna yang halus dan penuh makna"

pilihan bahasa sastra yang sangat mendalam menurut saya.


APA ITU DIKSI?

Menurut KBBI, diksi adalah pilihan kata yang tepat serta selaras dan bertujuan agar pembaca dapat memahami teks dalam  tulisan. 


Diksi lahir untuk memberikan ruh agar sebuah kata memiliki kepantasan yang lebih bermakna. Dengan Diksi, kita akan lebih merasakan warna dan rasa untuk setiap kalimat. 


Dahulu, sejarahwan Yunani bernama Aristoteles memperkenalkan Diksi untuk menulis puisi. Kini, Diksi berkembang pesat tidak hanya pada puisi tapi juga digunakan untuk memperindah bahasa sebagai padanan kata agar lebih terasa maknanya.

Dalam konteks sastra atau tulisan kreatif, keindahan diksi sangat penting karena dapat mempengaruhi bagaimana pembaca merespons dan menghayati karya tersebut. Kata-kata yang dipilih dengan cermat tidak hanya memperkaya pengalaman membaca tetapi juga dapat mengekspresikan nuansa, emosi, atau gambaran dengan lebih mendalam. Jadi, untuk mencapai keindahan diksi, penulis perlu memperhatikan konteks penggunaan kata-kata, pemilihan kosakata yang sesuai dengan nada atau suasana yang diinginkan, serta kemampuan untuk menggambarkan atau menggambarkan dengan cara yang unik dan menarik.

Diksi adalah tentang rasa yang hadir dari logika. Ketika jiwa kita dihadirkan dalam sebuah tulisan, maka akan dengan mudah merangkai kata yang indah penuh Diksi.


TOKOH


William Shakespeare dikenal dengan penggunaan diksi yang kaya dan puitis dalam karya-karyanya. Diksi merujuk pada pilihan kata-kata yang digunakan dalam tulisannya, dan Shakespeare terampil dalam memilih kata-kata yang tepat untuk menciptakan nuansa, gambaran, dan emosi yang mendalam dalam karya-karyanya seperti drama dan puisi. Salah satu karya William Shakespeare yang terkenal adalah Romeo and Juliet: Karya ini memperlihatkan diksi yang romantis dan ekspresif, dengan dialog-dialog yang puitis antara kedua tokoh utama.

Bagaimana cara kita merangkai sebuah diksi menjadi suatu frase yang indah? Apa terasa sulit?

5 Jurus jitu yang bisa kita gunakan untuk mengembangkan/menggali bakat kita dalam berdiksi

Pertama Sense of touch atau indera sentuhan dapat berperan penting dalam mengembangkan diksi, terutama dalam menggambarkan atau menjelaskan pengalaman fisik atau emosional. Berikut adalah beberapa cara di mana sense of touch dapat membantu dalam pengembangan diksi:

  1. Deskripsi Fisik: Menggunakan kata-kata yang merujuk pada sensasi fisik yang dirasakan oleh karakter atau objek dalam cerita. Misalnya, "rasa kasar batu yang menggores telapak tangan" atau "kelembutan bulu halus yang menyentuh pipi".
  2. Ekspresi Emosi: Mendeskripsikan bagaimana indera sentuhan mempengaruhi suasana hati atau emosi seseorang. Contohnya, "rasa dingin membelai kulitnya membuatnya merasa kesepian" atau "kehangatan pelukan memenuhi hatinya dengan kedamaian"
  3. Nuansa dan Atmosfer: Menggunakan sensasi sentuhan untuk membangun nuansa atau atmosfer dalam sebuah setting. Misalnya, "angin sepoi-sepoi menyentuh kulit mereka dengan lembut di tepi pantai yang sunyi" atau "hujan deras yang membasahi bumi dengan kelembutan."
  4. Metafora dan Personifikasi: Menggunakan sentuhan secara metaforis untuk menggambarkan pengalaman atau objek secara lebih mendalam. Contohnya, "sinar matahari merayap seperti jemari emas yang membelai tanah gersang" atau "suara angin di pepohonan menggelembung seperti suara tawa anak-anak yang bermain."


Kedua Sense of smell atau indera penciuman adalah elemen penting dalam berdiksi karena dapat menambah kedalaman dan kehidupan dalam deskripsi pengalaman atau suasana. Berikut adalah beberapa cara di mana sense of smell dapat digunakan dalam berdiksi:

  1. Deskripsi Lingkungan: Menggunakan aroma untuk menggambarkan lokasi atau lingkungan dengan lebih jelas. Contohnya, "aroma bunga melati yang menyegarkan memenuhi udara di taman itu" atau "bau tanah basah setelah hujan turun sepanjang malam."
  2. Karakterisasi: Menambahkan aroma untuk menggambarkan karakter atau suasana hati. Misalnya, "parfum mewah yang menguar dari lehernya menunjukkan keanggunan dan kepercayaan dirinya" atau "bau rokok dan alkohol yang menusuk hidung menggambarkan gaya hidupnya yang kasar."
  3. Memori dan Emosi: Menggunakan aroma untuk memicu memori atau mengekspresikan emosi karakter. Contohnya, "aroma kue mangga yang manis membawa kenangan masa kecilnya yang bahagia" atau "bau bensin yang tajam memicu kecemasan dalam dirinya."
  4. Metafora dan Simbolisme: Menggunakan aroma secara metaforis untuk menggambarkan suasana atau konsep. Misalnya, "bau kemarahan yang menyengat terasa di udara" atau "aroma kebohongan yang terasa menyengat di ruang rapat itu."

Ketiga Sense of taste atau indera perasa, juga dapat digunakan dengan efektif dalam berdiksi untuk memperkaya pengalaman pembaca dengan sensasi-sensasi yang berkaitan dengan rasa. Berikut adalah beberapa cara di mana sense of taste dapat dimanfaatkan dalam berdiksi:

  1. Deskripsi Makanan dan Minuman: Menggunakan rasa untuk menggambarkan makanan atau minuman dengan lebih jelas. Contohnya, "rasa manis dari cokelat leleh mengalir di lidahnya" atau "rasa pedas dari sambal yang membara memenuhi seluruh mulutnya."
  2. Ekspresi Emosi atau Perasaan: Menggunakan rasa untuk mengekspresikan emosi atau perasaan karakter. Misalnya, "rasa getir kecewa yang seperti pahit di ujung lidahnya" atau "rasa gembira yang segar seperti buah-buahan tropis yang manis."

Keempat "Sensasi jurnalisme" merujuk pada cara penggunaan diksi yang khas dalam konteks jurnalisme untuk menyampaikan berita atau cerita dengan cara yang informatif, jelas, dan terkadang juga memikat


Kelima Sense of hearing atau indera pendengaran dapat diterapkan secara efektif dalam berdiksi untuk menciptakan pengalaman auditori yang kuat dalam tulisan. Berikut beberapa cara menggunakan sense of hearing dalam berdiksi:

  1. Deskripsi Suara: Menggunakan kata-kata untuk menggambarkan berbagai jenis suara dengan detail. Misalnya, "derap langkah kaki yang cepat di lorong yang sepi" atau "gemerisik daun kering yang disapu angin."
  2. Atmosfer dan Nuansa: Suara dapat digunakan untuk membangun atmosfer atau nuansa tertentu dalam sebuah setting. Contohnya, "gemuruh petir yang menggetarkan jendela" untuk menciptakan ketegangan atau "suara riuh kerumunan yang memenuhi pasar pagi."
  3.  Ekspresi Emosi: Suara juga dapat mengekspresikan emosi atau perasaan. Misalnya, "senandung riang anak-anak yang bermain di halaman sekolah" atau "ratapan sedih yang terdengar di ruang tengah rumah duka."
  4. Simbolisme dan Metafora: Suara dapat digunakan secara metaforis untuk menyampaikan makna yang lebih dalam. Contohnya, "suara jangkrik malam yang menyiratkan kesepian di hatinya" atau "nyanyian angin yang membawa berita baik."


Materi malam ini sungguh luar biasa. Diksi yang dilantunkan sungguhlah sangat indah dan sarat akan makna, apa daya saya tidak memiliki kosa kata seindah yang disampaikan narasumber. Saya menyadari semua itu muncul dari membaca, semoga budaya membaca muncul pada diri ini.


Terimakasi Ibu Maydearly

Terimakasih TSO

Terimakasih rekan KBMN PGRI Gelombang 31


2 komentar:

DIKSI DAN SENI BAHASA

Narasumber         : Maydearly Moderator             : Mutmainah, M.Pd. Pertemuan            : 19 Hari, Tanggal       : Rabu, 26 Juni 2024  ...